Ia teringat ketika itu semangat juang untuk meraih mimpinya luar biasa. Ketika banyak orang bingung dengan pilihannya, belum memiliki tujuan ia telah mantap dengan tujuannya. Tahunan tetap itu pendiriannya tak berubah walau banyak pilihan lain. Ia yang tak kenal waktu, lelah hanya hal biasa, kantuk hal biasa, hanya lapar yang susah ia tahan. Kopi yang menemaninya melewati malam menuju pagi. Mengapa ia melakukan hal itu ? tanyaku padanya. sebab ia selalu teringat kata seorang guru "jikalau ia ingin hal lebih ia perlu melakukan hal lebih pula" jawabnya.
Perlahan namun pasti satu persatu impian kecilnya tercapai, yah walau ada pula yang mengecewakannya. Namun itu tak menjadi masalah baginya sebab ada impian besar yang mebutuhkan semangat besarnya, membutuhkan usaha yang berkali-kali lipat. Ia tak mau semangatnya padam hanya karena impian kecilnya yang tak tercapai. Namun, ternyata Allah berkehendak lain. Impiannya ternyata harus berheti, ia hanya menjadi impian tanpa di capai. Bahkan ini ketika ia belum benar-benar berusaha meraihnya.
Ia masih mengharapkan keajaiban kecil hingga berita itu datang ia lulus ke mimpi yang berbeda. tak pernah ia terpikir ke sana. Ia tak memilki tujuan ketika ia berada di sana. Ia selalu berharap agar setiap impian besarnya terwujud. Sebab ketika ia melihat seseorang dengan mimpinya terwujud dan yang tidak nampak amat berbeda. Ia juga belajar dari orang-orang ia kenal, orang-orang yang tak mampu mewujudkan mimpinya. tak peduli apa yang telah mereka dapat, yang telah mereka miliki sebab mimpi itu selalu mereka inginkan terwujud. Namun orang-orang itu hanya bisa sampai batas ingin tak mampu dicapai. Dan dia tak mau seperti orang-orang itu.
Membuat ia selalu bertanya kepada Allah "Haruskah aku bertahan atau mengejar impianku ?" sebab sebenarnya ia masih ingin mengejar seberkas cahaya itu
Komentar
Posting Komentar