Langsung ke konten utama

Time ! Semuanya adalah takdir









“Tiada sesuatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfûzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allâh [al-Hadiid/57:22]


“Hidup harus terus berlanjut,tidak peduli seberapa menyakitkan atau membahagiakan, biar waktu yg menjadi obat” ― Tere Liye, Ayahku (Bukan) Pembohong

Manusia adalah makhluk yang memiliki banyak rencana namun bukan ia yang mewujudkan rencana-rencana mereka menjadi hal yang nyata. Manusia adalah makhluk yang paling giat berusaha, kita bahkan tidak pernah tau sejauh mana manusia mampu berusaha namun bukan ia yang berkehendak. Yah seperti itulah manusia... Kamu, aku, dia, mereka dan siapapun itu bukanlah pengendali utama kehidupan. Semua manusia telah memiliki takdirnya masing-masing. Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi esok, tahun depan, lima tahun kedepan, bahkan kita tak tau apa yang akan terjadi beberapa detik kemudian.  Yang sering kita lakukan hanyalah menduga-duga. 

Aku teringat sebuah kejadian sederhana namun sangat membekas. Pagi itu tepat dihari senin aku masuk kuliah sekitar jam 10 , aku kemudian bersiap lebih cepat dibanding kebiasaanku pada hari-hari senin biasanya. sekitar jam 9 lewat aku sudah berangkat dan beranggapan aku tidak mungkin terlambat. Waktu yang butuh aku tempuh dari tempat tinggalku ke kampus (hingga ke kelas) cukup hanya berkisar 10 - 15 menit. Namun pagi itu ternyata pagi yang berbeda dari biasnya, pagi itu wakil presiden mendatangi kampus yang membuat berbagai akses jalan menuju kampus di tutup. Hanya ada satu akses jalan yang terbuka dan keadaan jalan pagi itu menjadi sangat macet. Jadilah aku dan sebagian besar teman menjadi terlambat dan tanda alpa tertera di absen kami.


Itulah takdirku pagi itu tak peduli sepagi apa aku berangkat ketika Allah menakdirkanku untuk terlambat aku akan tetap terlambat. Ada banyak kisah antara aku dan takdirku sebagaimana kamu pasti juga mempunyai banyak cerita antara dirimu dan takdirmu. Bersama takdir ada banyak rasa yang aku alami entah itu sedih, marah, jengkel, senang, bahkan terkadang semua perasaan itu malah menjadi satu.


Sebagaimana aku telah  katakan bahwa manusia adalah makhluk perencana begitupula aku. Aku juga merupakan manusia yang punya banyak rencana. Hingga ada satu mimpi besar yang sangat aku inginkan namun ia tidak terwujud. Ia adalah takdirku yang saat itu paling berat aku terima. kemudian aku akhirnya bisa memulai berdamai.Kemudian aku berfikir ini adalah takdir terberatku namun ternyata ada satu takdir paling sulit untuk aku terima. Hingga saat ini tetap saja itu sulit.  Ia adalah takdir kehilangan.


Takdir kehilangan adalah ketakunan terbesarku. Aku tak ingin memilki hewan peliharaan sebab kehilangannya akan sangat menyakitkan. Aku tak ingin memiliki benda kesayangan sebab kehilangannya akan sangat menyakitkan. Aku tak ingin mencitai sesuatu berlebihan, agar ketika ia hilang tak perlu sangat menyakitkan. Namun aku selalu tidak tau cara menyiapkan hatiku untuk kehilangan sesorang. Terutama kehilangan keluarga. Dan kemudian Allah menakdirkanku kehilangan Bapak. Yang dengan perginya bapak beberapa mimpiku harus aku relakan untuk ikut pergi. 


Bapak adalah sosok yang selalu aku kagumi. Aku selalu ingin berhati kuat seperti bapak, aku selalu ingin punya rasa sabar seperti bapak, aku ingin selalu bisa tegas seperti bapak. Bapak adalah orang kedua yang selalu menghubungiku. Aku bisa berbicara berlama-lama dengan bapak. Dibandingkan mama ada lebih banyak hal yang dapat aku ceritakan ke Bapak entah itu tentang kodisiku di tempat rantau, kondisi kuliahku, teman-temanku, mimpi-mipiku, mimpi-mimpi bapak, kodisi bapak di tempat kerja dan masih banyak lagi. Tentulah sejak kehilangan Bapak ada banyak yang berubah, kondisi rumah yang lebih sepi, ketika aku dikampung tak ada lagi yang mengantarku kemana-mana, tak ada lagi yang sering jail, tak ada lagi yang sering mengantarku ketempat rantau, tak ada lagi nasehatnya, tak ada lagi senyumnya yang selalu ku rindukan. 


Namun seberapa menyakitkan ini tetap saja inilah takdirku, entah aku marah, jengkel, nangis, sedih tak akan merubah apapun. Semua atas kehendak-Nya bukan atas kehendakku. Allah yang tau apa yang lebih baik tentang diriku bukan aku. Saat ini menerimanya masih sangat berat namun aku yakin akan ada waktu yang tepat untuk menerima takdir. 

"Pada akhirnya di dunia ini kamu, aku, dia,dan mereka hanya sedang menunggu giliran entah siapa yang lebih dulu meninggalkan ataupun ditinggalakan"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana cara Mencitai-Mu?

Ketika ku telah mencoba mengenal-Mu lebih lagi, selalu muncul pertanyaan itu. Bagaimana caraku bisa mencintai-Mu ? melihat orang lain yang dengan semangat 45 melakukan perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu. Tidak hanya itu mereka juga berdakwah mengajak orang lain lebih mengenal-Mu. Mereka melakukan ini sebab mereka mencintai-Mu. Mereka yang selalu meluangkan waktu membaca ayat-ayatMu bukan hanya itu merekapun berusaha menghafalkan ayat-ayat Mu. Mereka yang rela bangun dari tidur lelap di sepertiga malamnya hanya untuk beribadah padaMu. Rela berpuasa menahan segalanya bukan hanya lapar dan haus. Itu semua mereka lakukan sebab mereka cinta pada-Mu. Mereka, laki-laki itu yang dengan rela menggunakan celana diatas mata kaki, walau beberapa pandangan orang itu tampak aneh. Seperti orang kebanjiranlah... menurut orang itu. Menumbuhkan jenggot yang membuat beberapa orang menganggap mereka menakutkan. Mereka, perempuan itu rela menggunakan kain longgar nan tebal itu untuk menutupi a...

Tahun ke-5 papa

Siapa sangka ini sudah tahun kelima Tahun ini kembali lagi november hadir bersama hujannya dan tanpa dirimu Tahun ini aku masih di tempat rantau yang sama walau aku telah memulai kisah baru lagi Tahun ini telah ada berjanji menjagaku seperti dahulu yang kamu lakukan Walau aku tau tak pernah ada yang bisa menandingimu Aku masih berharap ada dirimu menemani aku menjalankan kisahku Aku masih berharap kamu bisa menemaniku melihat mimpiku terwujud Masih saja aku  tak dapat menahan rasa rindu yang tak pernah berakhir temu Masih saja ada titik kosong dalam diriku ketika masa itu seharusnya aku sedang gembira dengan pencapaianku Rinduku masih sama, masih seperti dulu Semoga di sana Papa bahagia Sampai berjumpa lagi di tempat yang berbeda

Bertumbuh

Bertumbuhlah dengan pesat, Syand Jangan kalah dengan kemalasan Jangan kalah dengan kebodohan Jangan kalah dengan ketidaktahuan Jangan kalah dengan rasa takut Jangan kalah dengan rasa menyerah Jangan kalah dengan rasa khawatir Jangan kalah dengan ketidakfokusan Jangan kalah dengan perasaan Jadilah kompetitor sejati, aku tau kamu bisa Syand. Berjuanglah...