Langsung ke konten utama

Lima tahun

Lima tahun dari sekarang aku mungkin tak ada lagi sebab yang paling dekat dari seseorang adalah kematian. Tetapi, tetap saja ada kemungkinan aku masih tetap ada dan tulisan ini aku tulis teruntuk diriku di lima tahun ke depan.

Apa kabar, Syand ? Bagaimana harimu ? Bagaimana kabar imanmu ? Apakah kamu menjadi semakin dewasa ? Apakah berat badanmu bertambah ? Apakah kamu sudah mendapat pekerjaan ? Apakah kamu sudah menikah ? Bagaimana kabar ibu ? Bagaimana kabar adik-adik. Aku berharap kamu baik-baik saja.

Aku memberimu sedikit nasehat dari diriku

Lima tahun kedepan seharusnya ego-mu semakin mampu kamu kontrol, berpikir lebih jernih saat mengambil keputusan tidak lagi mengedepankan emosi. Seharusnya kamu sudah lebih bijak terhadap dirimu, tidak lagi terlalu berlarut pada berbagai kesedihan-kesedihan. Kamu telah mampu menyerahkan segala takdirmu kepada Allah. Kamu menjadi Syand yang mampu menyederhanakan sebab bahagiamu.

Lima tahun kedepan seharusnya keimananmu semakin bertambah. Seharusnya kamu semakin giat menuntut ilmu. Seharusnya kamu telah menjalankan sebagian besar ilmu yang kamu dapat. Kamu telah benar-benar menaruh harap dan takutmu kepada Allah.

Lima tahun kedepan saat kamu telah bekerja kamu harus ingat bahwa ada waktu yang harus kamu luangkan kepada keluargamu. Kamu seharusnya sudah pandai mengatur waktumu. Lakukanlah pekerjaanmu sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya. Kau telah belajar dari nasehat ayahmu bahwa dunia kerja jauh lebih banyak kecurangan. Jangan begitu berambisi terhadp jabatanmu, Tetaplah pada prinsipmu.

Lima tahun kedepan saat kamu telah menikah ingatlah niatmu dan prinsipmu saat hendak menikah. Jadikanlah Allah menjadi alasan kamu menjalani pernikahanmu. Ia adalah partnermu untuk jadi lebih baik dan teruslah bersama memperbaiki diri. Kamu harus sadar bahwa kamu tidak lagi mengambil keputusan sendiri, ada seseorang yang perlu kamu patuhi. Kamu harus ingat untuk izin kepadanya saat kamu hendak mengambil keputusan sekalipun kamu tau ia akan mengizinkanmu tanpa perlu kamu memberitahukannya. Seseorang yang bersamamu adalah imammu karena itu jagalah adabmu terhadap dirinya. Semarah apapun kamu terhadapnya jangan pernah meninggikan suaramu. Jadilah wanita yang mampu menyejukkan bukan yang memperkeruh partnermu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana cara Mencitai-Mu?

Ketika ku telah mencoba mengenal-Mu lebih lagi, selalu muncul pertanyaan itu. Bagaimana caraku bisa mencintai-Mu ? melihat orang lain yang dengan semangat 45 melakukan perintah-Mu dan menjauhi larangan-Mu. Tidak hanya itu mereka juga berdakwah mengajak orang lain lebih mengenal-Mu. Mereka melakukan ini sebab mereka mencintai-Mu. Mereka yang selalu meluangkan waktu membaca ayat-ayatMu bukan hanya itu merekapun berusaha menghafalkan ayat-ayat Mu. Mereka yang rela bangun dari tidur lelap di sepertiga malamnya hanya untuk beribadah padaMu. Rela berpuasa menahan segalanya bukan hanya lapar dan haus. Itu semua mereka lakukan sebab mereka cinta pada-Mu. Mereka, laki-laki itu yang dengan rela menggunakan celana diatas mata kaki, walau beberapa pandangan orang itu tampak aneh. Seperti orang kebanjiranlah... menurut orang itu. Menumbuhkan jenggot yang membuat beberapa orang menganggap mereka menakutkan. Mereka, perempuan itu rela menggunakan kain longgar nan tebal itu untuk menutupi a...

Tahun ke-5 papa

Siapa sangka ini sudah tahun kelima Tahun ini kembali lagi november hadir bersama hujannya dan tanpa dirimu Tahun ini aku masih di tempat rantau yang sama walau aku telah memulai kisah baru lagi Tahun ini telah ada berjanji menjagaku seperti dahulu yang kamu lakukan Walau aku tau tak pernah ada yang bisa menandingimu Aku masih berharap ada dirimu menemani aku menjalankan kisahku Aku masih berharap kamu bisa menemaniku melihat mimpiku terwujud Masih saja aku  tak dapat menahan rasa rindu yang tak pernah berakhir temu Masih saja ada titik kosong dalam diriku ketika masa itu seharusnya aku sedang gembira dengan pencapaianku Rinduku masih sama, masih seperti dulu Semoga di sana Papa bahagia Sampai berjumpa lagi di tempat yang berbeda

Bertumbuh

Bertumbuhlah dengan pesat, Syand Jangan kalah dengan kemalasan Jangan kalah dengan kebodohan Jangan kalah dengan ketidaktahuan Jangan kalah dengan rasa takut Jangan kalah dengan rasa menyerah Jangan kalah dengan rasa khawatir Jangan kalah dengan ketidakfokusan Jangan kalah dengan perasaan Jadilah kompetitor sejati, aku tau kamu bisa Syand. Berjuanglah...